MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI MADRASAH DAN SEKOLAH UMUM



MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI MADRASAH DAN SEKOLAH UMUM

Oleh : Faizal Djabidi



A.    Pendahuluan
Manusia diwajibkan menuntut ilmu dalam setiap gerak dan nafas untuk menjadi sempurna sesuai dengan kodratnya. Pencapain untuk menjadi manusia yang sempurna diperlukan proses pembelajaran dari sisi formal dan non formal. Pembelajaran adalah proses interaksi antar Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Peningkatan proses pembelajaran diperlukan kurikulum yang berafiliasi dengan kepentingan sekolah selain sebagai alat untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan dengan merencanakan  hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan dapat menunjukan apa yang harus dilakukan dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik
Menurut Muhaimin (2012:1) Kata “kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan sedangkan Muhamad zaini (2009:21) Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan Tanpa ada kurikulum proses pembelajaran tidak akan berhasil yang baik, bagai kapal tanpa nahkoda.
Sedangkan arsyad Meru ( 2008:3) mengatakan Kurikulum adalah cara mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dar suatu budaya dan Kurikulum sebagai program pendidikan mencakup    Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan, Pengalaman belajar atau kegiatan belajar, Program belajar (plan of learning) bagi siswa dan Hasil belajar yang diharapkan.
Urgensi Kurikulum dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya kurikulum PAI di Madrasah dan di Sekolah Umum untuk penyusunananya diperlukan ketelitian dan kejelian disesuaikan dengan tujuan, perubahan dan perkembangan serta tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum tersebut membutuhkan landasan-landasan yang kuat, didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian melalui survey, observasi dan kasus penyusunannya harus sesuai dengan kepentingan dan keperluan lembaga dan masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa indonesia
Terkait dengan pengembangan Kurikulum di madrasah dan sekolah Umum Pemerintah  telah mengaturnya melalui pasal 36 ayat (3) UUSPN No 20 tahun 2003 menyatakan bahwa;
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) Peningkatan iman dan takwa;(b) Peningkatan akhlak mulia;(c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;(d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan;(e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;(f) Tuntutan dunia kerja;(g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;(h) Agama;(i) Dinamika perkembangan global; dan (j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Berdasarkan kebijakan dan peraturan pemerintah diatas pengembangan kurikulum setidaknya harus mencakup pointer-pointer tersebut sebagai refleksi dalam setiap proses belajar mengajar tetapi fakta dilapangan terkadang aplikasinya tidak sesuai dengan teori apalagi terbentuknya dikotomi pola ajar dan substansi materi antara madrasah yang hakikatnya lebih  memperbanyak mata pelajaran agama dibandingkan dengan mata pelajaran Umum yang tergabung dalam MI, MTs, MA sedangkan Sekolah umum substansi materinya lebih condong kepada mata pelajaran umum dibandingkan dengan mata pelajaran agama yang porsinya 2 jam dalam setiap minggunya
Selain permasalahan diatas perubahan dan pengembangan kurikulum di indonesia harus dilakukan karena menurut Mulyasa ( 2014:60) kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman dan perlunya perubahan serta pengembangan kurikulum khususnya KTSP ke Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
Perubahan dan pengembangan kurikulum karena (1) Isi dan pesan kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak (2) Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional (3) Kompetensi yang dikembangkan lebih di dominasi oleh aspek pengetahuan belum sepenuhnya mengambarkan pribadi peserta didik ( pengetahuan, keterampilan dan sikap ) (4) Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan belum terakomodasi di dalam kurikulum (5) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan social yang terjadi pada tingkat local nasional maupun global (6) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru (7) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi serta belum tegas memberikan layanan remidiasi dan pengayaan secara berkala

Disamping beberapa factor kelemahan diatas kita juga dihadapkan pada berbagai permasalahan yang melibatkan pelajar seperti perkelahian tawuran, perjudian, penyalahgunaan obat terlarang, narkoba, KKN, kebocoran dan kecurangan baik yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pelaksanaan Ujian Nasional sebagai usaha untuk mendongkrak nilai kelulusan serta hal yang paling urgen dalam pengembangan dan pembaharuan kurikulum adalah adanya beberapa kesenjangan kurikulum yang berlaku sekarang dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini.
Berdasarkan paparan diatas kiranya perlu adanya pengembangan kurikulum khususnya Kurikulum pendidikan Agama islam baik di madrasah maupun di sekolah umum sebagai sarana dan upaya serta wahana dalam mengcounter permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan Kurikulum PAI
2.      Bagaimana model-model pengembangan kurikulum PAI di madrasah dan disekolah umum
C.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mendeskripsikan tentang model-model pengembangan kurikulum pai di madrasah dan sekolah umum
2.      Tujuan Khusus
Tujuan Khusus yang ingin diperoleh dari penulisan ini adalah
a.       Apa yang dimaksud dengan pengembangan Kurikulum PAI
b.      Bagaimana pengembangan kurikulum PAI di madrasah dan disekolah umum



A.    Pengembangan Kurikulum PAI
Pengembangan Kurikulum PAI ialah Kegiatan menghasilkan Kurikulum PAI dengan mengaitkan satu komponen dengan komponen lainnya berupa kegiatan penyusunan (Desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI untuk menghasilkan Kurikulum PAI yang lebih baik. Sedangkan Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma dan menurut Pius A Partanto, M. Dahlan al-Barry (1994:566) bahwa;
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) adalah: (1) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI (2) Proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik (3) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI.

Sedangkan menurut Muhaimin ( 2010 : 10 ) Walaupun dalam beberapa hal tertentu paradigma kurikulum sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut
  1. Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI;
  2. Perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam;
  3. Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut;
  4. Perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.
Dari paparan diatas dapat dianalisa bahwa pengembangan kurikulum PAI adalah suatu kegiatan perubahan dengan melakukan proses hubungan antara kurikulum yang satu dengan kurikulum yang lainnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan situasi dan kondisi dengan tidak mengenyampingkan design, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan untuk mendapatkan kurikulum yang berkualitas dan kredibel
B.     Model-model Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah dan Sekolah Umum
Kegiatan belajar mengajar yang efektif dan profesional dalam satuan pendidikan didukung dengan kurikulum yang efesien dan berkualitas oleh karenanya pengembangan kurikulum sangat dianjurkan disesuaikan dengan kepentingan dan kesesuain zaman tentunya  dengan mengerahkan kurikulum sekarang kepada tujuan pendidikan yang diharapkan disebabkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu menurut Hendyat (2007:45) pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif dan Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap komponen-komponen tertentudari kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian. Sinonim dengan “curriculum development”. Pengembangan kurikulum berarti perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum yang lain
Adapun pengertian harfiah kata “kurikulum” berasal dari bahasa latin, (a little racecourse) suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga), yang kemudian dialihkan dalam pengertian pendidikan menjadi circe of intructional yaitu suatu lingkaran pengajaran, guru dan murid terlibat di dalamnya. Istilah kurikulum kemudian digunakan untuk menunjukan tentang segala mata pelajaran yag dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak.
Dalam pengertian yang sempit Muzzayin Arifin ( 2005:78) mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah. Pengertian ini menggaris bawahi adanya 4 komponen pokok dalam kurikulum, yaitu: tujuan, isi/ bahan, organisasi, dan strategi
Sejak diberlakukannya UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional kita memiliki dua macam sistem pendidikan umum. Pertama sistem sekolah, kedua sistem madrasah dan masih menurut Ahmad tafsir (2012: 183-184) Sebenarnya madrasah itu artinya sekolah, Sistem sekolah umum yaitu jenjang SD-SMP-SMA, sedangkan sistem madrasah ialah sekolah umum yang berciri khas islam ialah Ibtida’iyah, Tsanawiyah, ‘Aliyah. Sekolah umum berciri khas Islam ialah sekolah umum yag islami. Jadi Ibtida’iyah itu sama dengan Sekolah Dasar Islam (SDI), Tsanawiyah itu sama dengan (SMPI), ‘Aliyah sama dengan (SMAI) ; jika milik pemerintah maka madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), Dan Madrasah ‘Aliyah Negeri (MAN).
Pengembangan kurikulum menuju efektifitas dan berkualitas dalam tataran satuan pendidikan atau madrasah menurut Dakir ( 2004: 86 ) Pada dasarnya ada empat unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, (1) Merencanakan, merancangkan, memprogam bahan ajar, dan pengalaman belajar. (2) Karateristik peserta didik. (3)Tujuan yang akan dicapai. (4). Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan
Selanjutnya (Wiji Hidayati:71) mengatakan bahwa banyak model pengembangan kurikulum yang telah dikemukakan oleh para ahli yang berkecimpung dalam bidang pendidikan yaitu :   
1)       Model Tyler
 Model ini merupakan langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu:
a)      Menentukan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pendidikan yang akan dilakukan.
b)      Menentukan pilihan bentuk proses pembelajaran menuju pencapaian tujuan yang akan dicapai.
c)      Menentukan pengaturan atau organisasi materi kurikulum.
d)     Menentukan cara untuk menilai hasil belajar.
2)      Model Hilda Taba
Model ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)      Menentukan tujuan pendidikan dengan langkah-langkah:
Ø  Merumuskan tujuan umum
Ø  Mengklasifikasi tujuan-tujuan
Ø  Merinci tujuan-tujuan beberapa pengetahuan (fakta,ide,konsep), berpikir,nilai-nilai dan sikap,emosi dan perasaan, dan ketrampilan.
Ø  Merumuskan tujuan yang spesifik.
b)      Mengidentifikasi dan menseleksi pengalaman belajar, dengan langkah-langkah:
Ø  mengidentifikasi minat dan kebutuhan siswa.
Ø  Mengidentifikasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan social.
Ø  Menentukan keluasan dan kedalaman pembelajaran.
Ø  Mengoganisasikan keseimbangan antara ruang lingkup dan kedalaman.
c)      Mengorganisasikan bahan kurikulum dan kegiatan belajar.
Ø  Menentukan organisasi kurikulum.
Ø  Menentukan urutan atau sequence materi kurikulum.
Ø  Melakukan pengintegrasian kurikulum
Ø  Menentukan focus pelajaran
d)     Mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum.
Ø  Menentukan kriteria penilaian.
Ø  Menyusun program evaluasi yang komprehensif.
Ø  Teknik mengumpulkan data.
Ø  Interprestasi dan evaluasi
Ø  Menerjemahkan evaluasi ke dalam kurikulum.
3)      Model Halord B. Alberty
Langkah-langkahnya yaitu:
Ø  Menentukan falsafah dan tujuan.
Ø  Menentukan ruang lingkup materi pembelajaran.
Ø  Menentukan kegiatan pembelajaran.
Ø  Menentukan sumber belajar dan alat belajar.
Ø  Menentukan evaluasi.
Ø  Menyusun panduan atau petunjuk tentang cara menggunakan unit sumber.
4)      Model David Warwick
Langkah-langkahnya yaitu:
Ø  Menysun suatu kurikulum ideal secara umum tentang apa yang ingin dicapai oleh lembaga/sekolah.
Ø  Mempertimbangkan segala sumber yang tersedia yang dapat mendukung berhasilnya program itu pada tingkat nasional, local, maupum lembaga pendidikan/sekolah seperti fasilitas sekolah, staf pengajar, kemampuan dan latar belakang peserta didik, alat-alat pengajaran., dan sumber belajar yang tersedia.
Ø  Melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan memperhatikan adanya macam-macam hambatan atau kendala seperti system ujian, keterbatasan biaya dan fasilitas, kemampuan guru, dan sebagainya agar dapat menghindari dan menghadapinyaumum kurikulum yang lebih rill, dengan mengadakan modifikasi kurikulum yang ideal.
Ø  Membuat desain kurikulum dengan mememperhatikan berbagai aspeknya.
Ø  Mengadakan rincian yang lebih lanjut tentang bahan pelajaran yang sudah dipilih dalam berbagai bidang pengetahuan dalam forum pleno sehingga dapat diketahui adanya overlap (tumpang tindih) dan kekosomgan diantaranya.
Ø  Menentukan strategi proses pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Ø  Menentukan alokasi waktu bagi masing-masing pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang terdapat dalam kurikulum.
5)      Model Beauchamp
Ø  Menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurrikulum tersebut.
Ø  Menetapkan personal.
Ø  Organisasi dari prosedur pengembangan kurikulum.
Ø  Implementasi kurikulum.
Ø  Evaluasi kurikulum.
6)      Model Penembangan Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Ø  Mengidentifikasi kompetensi
Ø  Merumuskan tujuan pendidikan.
Ø  Menyusun pengalaman belajar.
7)      The administrative model
Model ini diberi nama administratif atau line staff, karena inisiatif dan gagasan pengembang datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Model pengembangankurikulum ini digunakan dalam sistem pengelolaan  pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi. Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembang kurikulum.
8)      The grass roots model
Model pengembangan ini adalah lawan dari model The administrative model, inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum datang dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah, model pengembangan grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat disentralisasi, dalam model pengembangan yang bersifat grass roots, seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum


 SIMPULAN


A.    Pengembangan Kurikulum PAI
Dari paparan diatas dapat dianalisa bahwa pengembangan kurikulum PAI adalah suatu kegiatan perubahan dengan melakukan proses hubungan antara kurikulum yang satu dengan kurikulum yang lainnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan situasi dan kondisi dengan tidak mengenyampingkan design, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan untuk mendapatkan kurikulum yang berkualitas dan kredibel
B.     Model-model Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah dan Sekolah Umum
Model –model yang digunakan adalah :
1)      Model Tyler
2)      Hilda Taba
3)      Model Halord B. Alberty
4)      Model David Warwick
5)      Model Beauchamp
6)      Model Penembangan Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
7)      The administrative model
8)      The grass roots model



DAFTAR PUSTAKA



Ø  Arifin, Muzzayin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Ø  Arsyad Meru, Pengembangan Kurikulum (STAI As’adiyah,Sengkang:2008)
Ø  Dakir. 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Ø  Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010 cet- 4
Ø  Muhaimin. Wacana Pengembagan Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Ø  Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi. ( Yogyakarta: Teras, 2009),
Ø  Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 ( Bandung : Rosdakarya 2014 )
Ø  Pius A Partanto, M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : PT. Arkola, 1994), hal. 566.
Ø  Tafsir, Ahmad. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ø  UUSPN No 20 tahun 2003
Ø  Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum,: hlm. 71.

1 komentar: